Mantan Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kalimantan Selatan (Kalsel) Guru Haji Tabrani Basri menyatakan, seseorang rugi jika tak memanfaatkan bulan puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
“Pasalnya Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmah dan berkah dari Allah SWT, serta pembebasan dari neraka,” ujar Tabrani Basri dalam tausiyahnya di Masjid Assa’adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh, Ahad (17/3/2024).
Oleh karena itu, Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “seandainya umatku tahu dari makna keagungan dan penuh berkah dari Ramadhan maunya sepanjang tahun Ramadhan,” kutipnya.
Mantan dosen Agama Islam pada Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu sedikit mengkrisi kaum Muslim ribut ketika tiba Ramadhan yang semestinya harus bergembira.
“Seperti halnya menjelang Ramadhan ‘gigur’ (ribut) karena berbagai kebutuhan pokok ‘larang’ (mahal), yang seharusnya fokus menyambut Ramadhan,” tuturnya.
Oleh sebab itu, bagi orang yang betul-betul mengetahui makna Ramadhan menyambut dengan senang hati dan bersedih ketika bulan penuh rahmah dan berkah akan berakhir.
“Sebagai contoh ketika zaman sahabat Rasulullah Saw pada penghujung Ramadhan sulit mencari senyum, tapi mereka sedih Ramadhan akan berakhir, dan mungkinkah tahun depan kan bertemu lagi dengan Ramadhan,” lanjutnya.
Menurut alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, wajar kalau para sahabat Rasulullah Saw bersedih ketika Ramadhan berakhir, karena pada bulan tersebut ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
“Malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut yaitu apa yang disebut dengan ‘malam qadar’ (Lailatul Qadar),” lanjut kakek yang mengaku sudah punya 16 cucu dan dua buyut.
Pada malam qadar tersebut, bukan cuma Allah turunkan Al Qur’an, tetapi segala kebaikan bagi umat Nya, demikian Tabrani Basri.
Source : Antara