Mata uang Asia bergerak variatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (1/4/2024).
Dilansir dari Refinitiv, pada awal perdagangan hari ini per pukul 9:57 WIB, beberapa mata uang Asia mengalami penguatan namun sebagian lainnya justru melemah.
Rupiah menjadi mata uang yang ambruk paling signifikan yakni sebesar 0,38%. Posisi kedua diikuti oleh won Korea Selatan dan yuan China yang masing-masing turun sebesar 0,11%.
Sementara mata uang negara tetangga lainnya justru mengalami penguatan terhadap dolar AS, seperti baht Thailand yang mengalami apresiasi sebesar 0,08% hingga peso Filipina yang naik tipis 0,05%.
Anjloknya rupiah ini terjadi bersamaan dengan sikap investor yang terus memantau perkembangan dari sidang sengketa Pemilihan Umum (Pemilu 2024).
Berlanjutnya gugatan hingga diterimanya pemeriksaan dapat menjadi sentimen negatif untuk pasar keuangan, sebab hal ini dapat menjadi kekhawatiran investor akan ketidakpastian kondisi politik Indonesia.
Salah satu kekhawatiran investor yakni hasil keputusan bisa memicu gelombang aksi unjuk rasa.
Untuk diketahui, sebelumnya pada 21-22 Mei 2019 akibat kekecewaan sejumlah pihak terhadap hasil pemilu 2019. Kerusuhan tersebut terjadi di sejumlah titik, yakni Tanah Abang, Sarinah, dan Sabang.
Kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta mencoreng penyelenggaraan pemilu yang sejak reformasi tidak pernah berbuntut bentrokan. Pasalnya insiden bentrokan parah baru terjadi pada Pemilu 2019 terjadi hingga ratusan orang ditangkap hanya dalam hitungan dua hari.
Source : CNBC Indonesia