Fasilitas nuklir Iran menjadi sorotan usai terjadi sebuah ledakan di dekat salah satu situs penelitian pada Jumat (19/4/2024).
Kota Isfahan yang terkenal sebagai kawasan strategis menyimpan banyak situs penting bagi pertahanan Iran.
Beberapa situs penting itu terdiri dari fasilitas penelitian nuklir dan pengembangan teknologi militer.
Sebagai fasilitas nuklir terbesar di Iran, Isfahan menjadi wilayah yang menjadi pantauan seluruh dunia.
Lalu, bagaimana awal mula fasilitas nuklir di Isfahan terbentuk?
Melansir dari lembaga pemantau nuklir Nuclear Threat Initiative (NTI), situs yang berada di Iran tersebut telah berdiri sejak 1984.
Fasilitas pertama di Isfahan terbentuk berkat upaya kerja sama dengan China yang membantu Iran untuk membuat pusat penelitian nuklirnya sendiri bernama Isfahan Nuclear Technology Center (INTC).
Situs nuklir Isfahan merupakan komplek terbesar dan menampung sebanyak 3.000 ahli nuklir. Banyak yang menduga fasilitas tersebut digunakan sebagai pusat program senjata nuklir rahasia Iran.
Sebab, sebuah perusahaan yang berdiri atas kerja sama dengan China tersebut mengoperasikan sejumlah reaktor nuklir yang dipasok langsung oleh Beijing.
Selain pengembangan reaktor nuklir, fasilitas itu disebut menjalankan berbagai hal lain seperti fasilitas konversi pabrik produksi bahan bakar, pabrik pelapis zirkonium, serta fasilitas laboratorium lainnya.
Menurut data dari Iran Watch, terdapat 11 fasilitas yang masih beroperasional di Isfahan. Dua dari fasilitas itu mengolah uranium sebagai bahan baku pembuatan rudal nuklir.
Hal ini yang kerap membuat khawatir negara-negara Barat hingga Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) akan ancaman nuklir yang ada.
Melihat eskalasi konflik yang terjadi, pemerintah Iran memutuskan untuk menutup sementara fasilitasnya guna mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sejauh ini, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) turut melakukan inspeksi berkala di sejumlah situs penelitian nuklir Iran.
Seperti yang dilakukan oleh kepala Organisasi Negeri Atom, Mohammed Eslami bekerjasama dengan IAEA yang memasang ulang beberapa kamera mati di sejumlah situs penelitian tersebut.
Ini mereka lakukan guna meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan nuklir yang dikabarkan bakal jadi senjata mematikan Iran untuk berperang melawan berbagai ancaman.
IAEA pun melaporkan bahwa tidak ada kerusakan di fasilitas nuklir Iran setelah serangan drone-drone Israel ke Kota Isfahan.
Source : CNN Indonesia