Orang beriman tak mencari-cari kesalahan orang lain, ia hanya mencari kesalahannya sendiri.
Gajah di Seberang Lautan Tak Tampak, Kuman di Pelupuk Tampak
Oleh: Fachrur Rozy
Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. Itulah pepatah yang cocok bagi orang-orang yang selalu mencari-cari kesalahan orang.
Semua orang tampak salah. Cuma dia yang bersih dari kesalahan. Fenomena ini makin tampak jika kita dapat melongok pada beberapa grup WhatsApp.
Di grup WhatsApp ini, para manusia yang belum tentu salah diadili, dengan menanggalkan prinsip presumption of innocent, diganti dengan prinsip presumption guilt.
Saya melihat fenomena ini ketika pemberitaan tentang 11 Guru Besar (GB) FH ULM yang dituduh melanggar peraturan akademik dalam pencapaian GB-nya.
Yang melaporkan hal ini ke Dirjen Dikti tentulah orang yang suci, bersih, punya idealisme untuk menegakkan peraturan akademik. Itu anggapan, namun belum tentu benar. Barang kali kalau Allah menampakan perilakunya, barang kali lebih buruk daripada pelaku orang-orang yang dituduhnya. Akhlaknya lebih bejat. Namun, Allah masih menyembunyikannya.
Saya merenung bahwa seorang yang beriman seharusnya memakai pepatah: “Gajah di seberang lautan tak tampak, kuman di pelupuk mata tampak nyata.” Makna pepatah baru ini adalah orang yang beriman tak mencari-cari kesalahan orang lain, ia hanya mencari kesalahannya sendiri.
Ia introspeksi. Ia istigfar atas segala kesalahan yang dirasakannya sebagai kesalahan. Ia merasa tak suci, walaupun amal ibadahnya mungkin sangat banyak dibanding dengan amal ibadah orang lain. Ia menghisab (mengalkulasi dosa-dosanya, kekurangan-kekurangannya) sebelum Allah swt mengalkulasi dosa-dosa kesalahan.
Saya pribadi belum sampai ke makam (peringkat) spiritual kerohaniaan itu. Saya masih bisa melihat kesalahan orang lain, tetapi saya tidak lupa bahwa saya juga banyak kesalahan. Barang kali lebih banyak kesalahan saya dari orang lain itu.
Dan yang penting saya tak mencari-cari kesalahan orang lain seperti seorang wartawan yang mencari-cari berita untuk ditulis di korannya.***
*Penulis adalah pemerhati sosial dan politik.