“Yang gula aren ya, Kak,” adalah kalimat yang sering terdengar saat memesan kopi di banyak kedai kopi Indonesia.
Tren budaya minum kopi di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh maraknya variasi minuman kopi yang tidak lagi terbatas pada kopi hitam atau kopi susu biasa.
Sekarang, kopi gula aren menjadi salah satu favorit utama di kalangan pecinta kopi, menyusul popularitasnya yang terus meningkat.
Variasi perisa kopi, seperti caramel, hazelnut, dan butterscotch, memang banyak ditemui, namun rasa gula aren tetap memiliki tempat khusus di lidah masyarakat Indonesia.
Tak hanya manis, gula aren memberikan cita rasa khas yang terasa lebih otentik dan dekat dengan budaya kuliner lokal.
Selain digunakan sebagai perisa kopi, gula aren juga memiliki manfaat lain, seperti untuk membuat kue tradisional, kecap, dan berbagai olahan makanan lainnya.
Bahan dasar gula aren ini adalah nira aren, yang disadap dari pohon aren. Pohon aren dikenal sebagai tanaman multifungsi karena hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan.
Dari nira aren, dihasilkan gula aren dan tepung aren, menjadikan pohon ini sumber daya alam yang sangat produktif dari ujung akar hingga pucuk daunnya.
Proses pembuatan gula aren dimulai dari penyadapan nira, kemudian melalui beberapa tahap pengolahan hingga menjadi gula padat berwarna cokelat kemerahan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi nira aren di Indonesia mencapai 17,33 ton pada 2022 dan menurun pada 2023 menjadi 1,1 ton saja. Penurunan produksi ini menjadi kabar buruk di tengah menjamurnya kopi berperisasi gula aren.
Provinsi dengan produksi nira aren terbesar adalah Sumatera, Jawa dan Sulawesi, yang menyumbang persentase terbesar dari total produksi nasional.
Keberhasilan dalam memproduksi nira aren di beberapa provinsi tersebut disebabkan oleh kondisi geografis dan iklim yang mendukung pertumbuhan pohon aren secara optimal.
Tantangan produksi Nira untuk mencukupi permintaan terus meningkat, terutama dari sektor industri kuliner dan minuman.
Jika produksi dalam negeri belum mencukupi, maka perlu adanya upaya strategis dari pemerintah dan pelaku industri untuk meningkatkan kapasitas produksi atau mempertimbangkan impor dari negara penghasil nira aren lainnya.
Dengan semakin populernya kopi gula aren di Indonesia, diperlukan peningkatan produksi nira aren untuk menjaga keberlanjutan pasokan dan memenuhi permintaan pasar.
Selain itu, potensi ekonomi dari pohon aren yang serba guna dapat terus dimaksimalkan untuk mendukung perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani aren.
Source : CNBC Indonesia Research