Harta orang terkaya RI Prajogo Pangestu turun tajam setelah portofolio saham yang dimilikinya kompak ambruk pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (20/9/2024).
Tak tanggung-tanggung total kerugian yang ditanggung oleh Prajogo ditaksir mencapai Rp 180 triliun hanya dalam beberapa menit perdagangan bursa.
Sebanyak 5 saham milik Prajogo kompak dibuka di zona merah, dengan tiga di antaranya menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) yakni Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi dan Petrosea (PTRO) yang ambruk 20%. Ketiga merupakan portofolio perusahaan terbuka paling baru milik Prajogo.
Lalu ada dua saham yang sudah lama dimiliki oleh Prajogo sebelumnya, yakni Chandra Asri Pacific (TPIA) dan Barito Pacific (BRPT), yang juga anjlok tajam namun tidak sampai mengalami ARB. TPIA dan BREN masing-masing dibuka melemah nyaris 9%.
Ambruknya saham-saham milik Prajogo membuat IHSG anjlok lebih dari 2% dan kembali ke level 7.700, padahal kemarin IHSG baru saja mencetak rekor baru setelah untuk pertama kalinya mampu menembus level 7.900.
Secara spesifik Prajogo memiliki kepemilikan langsung 71,31% di BRPT dengan kerugian di awal perdagangan yang ditanggung Prajogo mencapai Rp 7,01 triliun. Kemudian di TPIA Prajogo memiliki 5,06% saham secara langsung dan 34,63% lewat BRPT dengan total kerugian Rp 20,57 triliun. Lalu ada CUAN yang 85,07% dimiliki langsung oleh Prajogo dengan nilai total kerugian senilai Rp 16,73 triliun. Terakhir ada BREN yang 64,66% sahamnya dimiliki lewat BRPT, dengan kerugian paling jumbo yakni mencapai Rp 135,67 triliun.
Artinya secara total, kerugian Prajogo dalam beberapa menit awal perdagangan hari ini mencapai Rp 180 triliun. Secara lebih luas, lima saham milik Prajogo membuat kapitalisasi pasar menguap nyaris Rp 400 triliun dalam hitungan menit.
Meski demikian sejumlah perusahaan Prajogo mampu memangkas koreksi, namun masih jauh dari zona hijau.
Anjloknya saham BREN dan portofolio Prajogo secara luas disinyalir karena dikeluarkan dari indeks FTSE.
Melalui pengumuman resmi FTSE Russel pada Kamis kemarin (19/9/2024), saham BREN dikeluarkan lantaran tidak memenuhi persyaratan free float. Dalam pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% dari total saham yang diterbitkan.
Penghapusan saham BREN kemudian akan efektif sejak pembukaan pada hari Rabu pekan depan (25/9/2024).
Source : CNBC Indonesia