Kawasan Pecinan atau China Town memiliki kekhasan yang dapat dikembangkan menjadi wisata budaya minat khusus.
Demikian pula dengan keberadaan kawasan Pecinan atau China Town di Semarang.
Bagaimana menyulap keberadaan kawasan Pecinan atau China Town di Semarang menjadi lebih menarik? Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) Tbk. Irwan Hidayat punya ide yang patut disimak.
Irwan menyebutkan, kawasan China Town di dunia biasanya memiliki daya tarik khusus yang membuatnya menjadi daerah tujuan kunjungan wisata.
Tak berbeda dengan China Town Semarang. Di mata Irwan, daya tarik itu akan memancar jika unsur kebersihan dijaga sedemikian rupa sehingga membuat nyaman wisatawan.
“Hal paling penting itu bersih. Kalau tempat ini bersih, semua orang pasti suka. Enggak usah muluk-muluk. Bangunan di sini sudah bagus, tinggal dirawat. Pemerintah cukup betulin jalan, pasang lampu dan pastikan warganya sadar kebersihan,” ujar Irwan, pada penutupan Pasar Imlek Semawis, Senin (27/1/2025) malam.
Sebagaimana dilansir Jatengpos, Irwan mengungkapkan revitalisasi kawasan China Town Semarang tidak memerlukan biaya besar atau proyek muluk-muluk. Cukup fokus pada hal sederhana seperti kebersihan, kerapian dan partisipasi warga.
Sayangnya, sebut dia, kondisi China Town di Semarang saat ini kurang maksimal karena kurangnya kesadaran terhadap kebersihan.
“Tempat ini bukan kawasan orang tak mampu, jadi sebenarnya mudah kalau semua sadar. Kalau Pemkot serius masuk, bersih-bersih, dan mengedukasi warga, kawasan ini bisa jadi luar biasa,” tambahnya.
Ia mengusulkan agar pemerintah melibatkan Satpol PP untuk membantu menertibkan pedagang dan menjaga kebersihan kawasan.
“Coba kalau semua tertib dan bersih, orang pasti datang. China Town ini bisa jadi tempat orang berduit untuk nongkrong, belanja, dan menikmati suasana. Sayang kalau dibiarkan kotor begitu saja,” ujarnya.
Irwan menegaskan kembali, tidak perlu revitalisasi besar-besaran di kawasan China Town, cukup pasang lampu saja sudah banyak perubahan.
“Orang akan lebih nyaman jalan-jalan di sini kalau suasananya bersih dan terang,” katanya.
Irwan mengajak warga dan pemerintah untuk bersama-sama menciptakan perubahan. Ia yakin, jika pemerintah memulai langkah nyata, warga pun akan terdorong untuk ikut berpartisipasi.
Dengan konsep bertumpu kepada kebersihan, Irwan berharap Pecinan Semarang dapat menjadi kawasan wisata yang tidak kalah dengan China Town di negara-negara lain di dunia.
Kawasan Pecinan Ikon Wisata Dunia
Penutupan Pasar Imlek Semawis 2025 di kawasan Pecinan, Semarang, berlangsung meriah dengan berbagai atraksi budaya dan kuliner khas yang memanjakan ribuan pengunjung.
Acara penutupan dimeriahkan atraksi budaya khas, termasuk Gambang Semarangan yang dipersembahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
Pengunjung juga dapat menikmati berbagai sajian kuliner Tionghoa dan tradisional yang menjadi daya tarik utama pasar ini.
Wali Kota Semarang terpilih, Agustina Wilujeng menyatakan komitmennya untuk menjadikan Semarang Kota Wisata.
Ia juga menekankan pentingnya mengembangkan kawasan Gang Baru sebagai destinasi wisata unggulan.
“Gang Baru memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata seperti China Town di negara lain. Harapan saya, perayaan Imlek di Semarang dapat semakin mendunia, dan saya akan mendukung penuh upaya ini,” tambahnya.
Politisi PDIP ini juga berharap Pasar Imlek Semawis bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga wujud nyata dari semangat keberagaman dan gotong royong masyarakat Semarang.
“Dengan komitmen pemerintah kota dan dukungan berbagai pihak, diharapkan kawasan Pecinan, termasuk Gang Baru, akan semakin dikenal sebagai ikon wisata budaya yang mendunia,” pungkas Agustina. YCM