Rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS, Donald Trump menandatangani perintah soal tarif dagang.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah terpuruk 1,04% sekitar pukul 10:28 WIB di angka Rp16.465/US$ pada hari ini, Senin (3/2/2025).
Depresiasi ini selaras dengan penutupan Jumat pekan lalu (31/1/2025) yang tergelincir sebesar 0,25%.
Posisi ini merupakan yang terparah sejak pandemi Covid-19 atau sekitar lima tahun terakhir.
Koreksi dalam yang terjadi pada rupiah di pagi hari ini ditengarai akibat ulah Trump yang akhirnya menerapkan kenaikan tarif impor yang telah lama direncanakannya atas barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Tarif tersebut diharapkan mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari 2025.
Sebelumnya, pada Sabtu (1/2/2025), Trump menandatangani perintah yang mengenakan tarif sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas produk China.
Sementara itu, sumber daya energi dari Kanada akan menerima tarif sebesar 10%. Sebagai catatan, nilai perdagangan AS dan tiga negara ini mencapai total US$ 1,6 triliun per tahun.
Trump telah lama mempromosikan tarif sebagai cara untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan mitra dagang AS.
Dia pun menegaskan kebijakan ini dilakukan demi melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing, dan mendapatkan pendapatan.
Di Ruang Oval pada wawancara pada Jumat, Trump mengatakan keputusannya untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China adalah “murni ekonomi”.
Namun, para ekonom khawatir hal ini dapat ‘menyalakan’ kembali inflasi pada saat tampaknya tekanan harga mulai mereda.
|CNBC Indonesia Research|