Calon Presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Negara Adidaya itu, 5 November.
Hingga Rabu (6/11/2024) malam ini, Trump unggul di suara electoral vote dibandingkan rivalnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Hingga pukul 18.00 WIB, suara elektoral Trump sudah melebihi batas kemenangan 270. Di mana ia mendapat 277 suara dibanding Kamala yang hanya 224 suara.
Kemenangan Trump disebut akan memberikan dampak besar bagi ekonomi AS dan juga corak politik globalnya. Lalu apa saja program ekonominya?
Berikut rangkumannya dikutip dari sejumlah sumber termasuk Economic Times, Rabu (6/11/2024):
1. Rencana Ekonomi Trump
Trump telah menjanjikan perubahan besar pada kebijakan ekonomi jika terpilih kembali. Di antara usulannya adalah tarif tinggi untuk impor, penghapusan pajak atas tip dan tunjangan Jaminan Sosial, dan pengurangan tarif pajak perusahaan.
Menurut The Time, Trump sedang mempertimbangkan tarif universal antara 10% dan 20% untuk semua impor, dengan tarif hingga 60% untuk barang-barang China. Ia berpendapat tarif ini akan melindungi lapangan kerja Amerika dan mengurangi ketergantungan negara pada impor asing.
Trump telah menyatakan bahwa kebijakan ini tidak akan menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi warga Amerika, dengan menegaskan bahwa biaya akan ditanggung oleh produsen asing. Masa jabatan sebelumnya adalah mengenakan tarif pada baja dan aluminium, yang dibenarkannya atas dasar keamanan nasional.
2. Pemotongan Pajak
Trump juga mengusulkan perpanjangan pemotongan pajak yang disahkan pada tahun 2017, serta pengurangan tarif pajak perusahaan dari 21% menjadi 15%. Hal ini ditegaskannya dalam wawancara dengan Fox News.
“Saya mengurangi pajak perusahaan menjadi 21%. Saya ingin menurunkannya menjadi 15%,” tegasnya mengklaim bahwa hal ini akan merangsang pertumbuhan lapangan kerja, terutama bagi usaha kecil.
Namun para ekonom juga telah memproyeksikan bahwa pemotongan pajak Trump dapat meningkatkan utang nasional. Bahkan ini akan mencapai US$ 5,8 triliun selama dekade berikutnya.
3. Energi
Biaya energi merupakan isu utama dalam kampanye Trump. Ia telah berjanji untuk memangkas pengeluaran energi warga Amerika hingga setengahnya dalam waktu satu tahun, dengan menyebut produksi energi sebagai hal yang penting untuk menurunkan inflasi.
Trump juga telah mengusulkan perluasan pengeboran minyak dan gas, sembari melonggarkan pembatasan pada pembangkit listrik, sebagai cara untuk menurunkan harga bahan bakar. Ia menyatakan bahwa harga gas dapat turun di bawah US$ 2 per galon dengan peningkatan pasokan domestik.
4. Imigrasi
Jika terpilih kembali, Trump telah mengindikasikan bahwa ia akan memprioritaskan deportasi massal. Ia mengklaim bahwa hal ini akan mengurangi harga perumahan dan menaikkan upah bagi pekerja Amerika.
Kampanyenya dengan calon wakil presiden JD Vance mencakup komitmen untuk mengakhiri kewarganegaraan berdasarkan kelahiran bagi anak-anak imigran tidak berdokumen, sebuah usulan yang telah menimbulkan kekhawatiran di antara komunitas imigran dari Amerika Latin dan Asia Selatan.
5. Sikap ke NATO
Dalam hal kebijakan luar negeri, sikap Trump terhadap NATO tetap menjadi poin penting. Sebelumnya, ia mengkritik aliansi tersebut dan menyarankan pengurangan keterlibatan AS, yang akan mengurangi keamanan kolektif NATO.
Pendekatan Trump sangat kontras dengan pemerintahan Biden, yang telah memberikan dukungan militer dan finansial kepada Ukraina. Trump telah mengisyaratkan adanya potensi perubahan, dengan menyatakan minatnya untuk menekan Ukraina agar mencapai perjanjian damai dengan persyaratan Rusia.
|CNBC Indonesia|