Belaian Sayang
Waktu hujan turun rintik perlahan
Bintang pun menepi awan menebal
Kutimang si Buyung belaian sayang
Anakku seorang tidurlah tidur
Ibu mendoa Ayah menjaga
Agar kau kelak jujur melangkah
Jangan engkau lupa tanah pusaka
Tanah air kita Indonesia
Lagu Belaian Sayang adalah salah satu lagu yang menyentuh jiwa saya. Lagu yang menanamkan agar kita melangkah dalam kehidupan dengan jujur.
Lagu ini menanamkan patriotism terhadap tanah air kita Indonesia. Lagu ini hanya dapat kita hayati, resapi jika kita tahu sejarah bangsa kita. Pejuang bangsa yang mempertahankan tanah pusaka dengan darah, air, harta, dan nyawa.
Sebagian mereka di kubur di makam pahlawan, namun sebagian pula di desa ketika mereka gugur dalam pertempuran mempertahankan tanah pusaka.
Refleksi Lagu Belaian Sayang: Menanamkan Kejujuran, Menjaga Tanah Pusaka
Lagu Belaian Sayang mengalun lembut, membawa kita pada suasana penuh kasih antara orang tua dan anak. Dalam keteduhan rintik hujan, seorang ibu menggendong anaknya, membisikkan doa-doa harapan yang tulus. Bukan hanya agar sang anak tumbuh sehat dan bahagia, tetapi agar kelak ia jujur melangkah di dunia yang penuh ujian, di dunia yang mengejar materialism sehingga menciderai kejujuran.
Kejujuran adalah inti dari pesan lagu ini. Nilai yang sering kali diajarkan dalam sunyi, melalui belaian, pelukan, dan nasihat dari orang tua. Ibu berdoa, ayah menjaga –sebuah simbol tanggung jawab moral keluarga untuk membentuk karakter anak sejak dini. Nilai inilah yang menjadi fondasi untuk membangun bangsa yang kuat dan bermartabat.
Namun kini, kita menyaksikan keprihatinan yang dalam. Banyak anak bangsa yang melupakan tanah pusaka Indonesia. Mereka tidak lagi melangkah dengan kejujuran, tetapi dengan tipu daya.
Tanah air yang seharusnya dijaga dengan cinta, justru dihancurkan oleh tangan-tangan korup. Perilaku korupsi merajalela, merusak sendi-sendi kehidupan bangsa, dan mencederai harapan generasi terdahulu.
Tanah pusaka bukan sekadar sepetak wilayah, melainkan simbol jati diri, kehormatan, dan amanah para leluhur. Ketika perilaku korup tumbuh subur, itu bukan hanya soal kehilangan uang negara melainkan juga tentang hilangnya rasa memiliki, hilangnya cinta pada tanah air, dan terputusnya ikatan batin antara manusia dengan tanah kelahirannya.
Lagu Belaian Sayang mengajak kita untuk kembali pada akar. Bahwa tugas kita sebagai orang tua, pendidik, dan warga negara adalah menanamkan nilai kejujuran sebagai bekal utama bagi anak-anak kita.
Kita tidak hanya mempersiapkan mereka menjadi pintar, tetapi juga menjadi pribadi yang jujur, yang cinta Indonesia, dan tidak mudah tergoda untuk mengkhianati tanah pusaka ini.
Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri: apakah kita sudah memberi belaian yang menguatkan hati anak untuk jujur? Sudahkah kita menjadi teladan dalam mencintai tanah air dengan sepenuh hati?
Jangan sampai anak-anak kita tumbuh besar dalam dunia yang kian keras, tapi kehilangan arah, lupa daratan, dan akhirnya menjadi bagian dari kehancuran negeri ini.
Semoga kita semua bisa menjaga pesan lagu ini: membesarkan anak bukan hanya untuk masa depan mereka, tetapi untuk masa depan Indonesia agar tanah pusaka ini tetap lestari, dan langkah generasi berikutnya tetap jujur, kuat, dan penuh kasih. (FR)
Foto: Getty Images/Yamtono Sardi