Siapa yang akan menjadi Presiden berikutnya Amerika Serikat (AS) akan ditentukan oleh swing state, yang menjadi medan pertempuran sengit antara Kamala Harris dan Donald Trump.
Dalam sistem pilpres AS, pemenang tidak ditentukan langsung oleh suara rakyat terbanyak (popular vote), melainkan oleh electoral vote.
Setiap kandidat harus memperoleh minimal 270 dari total 538 electoral votes yang tersebar di 50 negara bagian.
Hanya beberapa negara bagian yang memainkan peranan penting sebagai swing state di setiap pilpres.
Walau memiliki angka electoral votes yang besar, negara-negara bagian seperti California (54 electoral vote) dan New York (28 electoral vote) yang memiliki basis pemilih liberal dan merupakan kantong suara Partai Demokrat, tidak akan menarik perhatian kandidat.
Capres tidak akan membuang waktu berkampanye di sana karena pemenangnya bisa dikatakan sudah diketahui sebelum hari pemungutan suara.
Tercatat capres Demokrat selalu menang di California dalam delapan pilpres terakhir.
Demikian pula, negara bagian konservatif Alabama dengan sembilan electoral votes selalu menjadi basis kuat Partai Republik sejak pilpres 1980.
Ada tujuh swing state yang akan menjadi kunci penentu siapa yang menjadi penghuni Gedung Putih pada 20 Januari 2025.
Status swing states disebabkan biasanya karena banyaknya pemilih independen dan juga meningkatnya pemilih minoritas.
Ketujuh swing state itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar:
1. Negara bagian industrial atau Rust Belt: Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan.
Tiga negara bagian ini dikenal sebagai markas pabrik-pabrik besar AS dan memiiliki jumlah pemilih kelas pekerja yang tinggi.
2. Negara bagian selatan AS atau Sun Belt: Arizona, Nevada, dan Georgia.
Khusus untuk tiga negara bagian ini, populasi penduduknya terus meningkat terutama warga minoritas kulit hitam dan Hispanik yang tinggal di pinggiran kota-kota besar seperti Atlanta dan Phoenix.
3. Carolina Utara
Tidaklah mengagetkan jika Kamala Harris maupun Donald Trump terus mengunjungi negara bagian yang sama hingga berkali-kali, terutama menjelang hari pemilihan pada 5 November mendatang.
Tercatat, kedua capres sudah bolak-balik mengunjungi Pennsylvania, negara bagian paling krusial di pilpres tahun ini, sejak musim kampanye dimulai.
Pennsylvania dengan 19 electoral vote menjadi penentu kemenangan dalam dua Pilpres terakhir, pada tahun 2016 dan 2020.
Sejauh ini berdasarkan peta sejumlah jajak pendapat, persaingan di tujuh negara bagian itu sangat ketat di mana Harris maupun Trump silih berganti unggul dengan selisih hanya 1-2 poin.
Source : CNA Indonesia